Jumat, 07 Agustus 2009

Messi Tak Persoalkan Gaji Baru

MADRID, KOMPAS.com - Ayah Lionel Messi, Jorge Messi, menegaskan bahwa putranya bukanlah pemain mata duitan yang suka menuntut gaji besar dari Barcelona. Jorge mengatakan bahwa Messi tidak pernah mempermasalahkan gajinya bakal lebih tinggi dari pemain lain atau tidak.Di tengah maraknya kenaikan gaji dan biaya transfer yang kian meninggi di bisnis sepak bola saat ini, "El Barca" mengungkapkan bahwa mereka merasa perlu menaikkan gaji Messi. Presiden Barca, Joan Laporta, mengatakan bahwa timnya akan memberikan gaji tertinggi untuk Messi karena pemain itu telah memberikan banyak hal kepada klub. "Blaugrana" juga melipatgandakan klausul buy-out pemain Argentina itu menjadi 300 juta euro, sama dengan nilai buy-out Real Madrid pada Cristiano Ronaldo.Tawaran kontrak baru dari Barcelona itu menunjukkan bhawa klub Catalan itu tidak ingin kehilangan pemain yang disebut-sebut bakal menjadi Pemain Terbaik Dunia tersebut. Meski demikian, Jorge menegaskan bahwa putranya tak perlu itu semua karena ia hanya setia kepada satu klub. Apapun yang terjadi pada "Azulgrana", hati Messi hanya untuk "El Barca"."Barcelona adalah tim yang ada di hati Leo dan itu saja, semuanya baik-baik saja, ada hubungan baik dan tidak ada masalah apapun," tutur Jorge kepada Com Radio seperti dilansir Goal.com. "Saya tahu mereka menghargai Lionel karena mereka telah menunjukkannya."Jorge menambahkan, anaknya juga bukan tipe orang yang terobsesi mengejar prestasi individu seperti menjadi pemenang Ballon d'Or atau Pemain Terbaik Dunia. "Dia tidak tergila-gila atau terobsesi dengan itu. Kami percaya dia dapat memenangi itu semua, tapi penghargaan ini tergantung pada keputusan orang lain," kata Jorge.Messi yang juga dijuluki sebagai "Sang Messias" merupakan salah satu pemain terbaik didikan Barcelona. Barca merekrutnya saat ia masih berusia 13 tahun meskipun Barca tahu bahwa Messi memiliki kelainan hormon pertumbuhan. Namun, meski tinggi badannya hanya 169 cm, Messi tetap tampil memikat melawan pemain yang bertubuh jauh lebih tinggi.

sumber : www.bola.kompas.com

Kaus Penuh Darah Milik Michael Jackson Ditemukan di Lemari

Los Angeles, Spekulasi baru penyebab kematian Michael Jackson muncul setelah ditemukan kaus penuh darah di lemari Michael Jackson. Diduga kaus tersebut digunakan untuk mengelap darah Michael sebelum meninggal.Seperti detikhot kutip Radar Online, Jumat (7/8/2009), kaus putih tersebut bisa dipastikan milik Michael karena sama seperti yang digunakannya sehari-hari. Kaus yang masih terdapat label harga itu tergantung di lemari kamarnya di Holmby Hills, California mansion.Selain kaus penuh darah, kabarnya ditemukan bukti-bukti lain di kamar The King of Pop itu. Di antaranya, obat bius Propofol dalam jumlah banyak dan peralatan I.V.Hingga saat ini kepolisian Los Angeles masih menyelidiki bukti-bukti tersebut. Bahkan hasil otopsi pelantun 'Heal The World' itu belum juga diungkap.(hkm/hkm)

Sumber : www.detikhot.com

Kamis, 06 Agustus 2009

Awas, Pupuk Urea Bisa Jadi Bom

Jumat, 7 Agustus 2009 13:31 WIB


Laporan wartawan KOMPAS Herpin Dewanto Putro.
SEMARANG, KOMPAS.com - Pupuk urea ternyata dapat dijadikan bahan untuk membuat bom. Oleh karena itu, masyarakat perlu waspada jika di lingkungannya mendapati penggunaan pupuk urea yang mencurigakan
.
Hal itu disampaikan Panglima Komando Daerah IV Mayor Jenderal Hariyadi Soetanto, Jumat (7/8) di Semarang. "Kami sudah menyebarkan pengetahuan tentang pupuk urea itu kepada masyarakat," kata Hariyadi.
Menurut Hariyadi, dengan mengetahui berbagai bahan yang dapat dirakit menjadi bom, masyarakat semakin peka untuk mengawasi lingkungannya. Hariyadi menilai, kejadian bom JW Marriott-Ritz Carlton terjadi karena ketidakpekaan satuan pengaman. Pelaku membawa bahan-bahan peledak yang tidak terdeteksi sebagai bom kemudian dirakit menjadi bom dan diledakkan di dalam hotel.
"Jika ada seseorang yang memiliki banyak bahan seperti pupuk urea dalam jumlah besar dan barang itu tidak ada kaitannya dengan profesi pemiliknya, maka orang itu patut dicurigai," kata Hariyadi.


Sumber : http://www.kompas.com/